Namanya sempat menjadi pembicaraan oleh dunia pada tahun 2017 lalu, sebabnya saat itu dirinya mengklaim telah membunuh 100 anggota ISIS, seorang perempuan yang menjadi penembak runduk alias sniper dalam perang di Suriah ini kini kembali menjadi topik pembicaraan.
Nama wanita cantik ini adalah Joanna Palani, saat ini berusia 26 tahun, Joanna adalah perempuan berkewarganegaraan Denmark, yang dikenal akan kisahnya terlibat dalam peperangan AGEN JUDI TERPERCAYA melawan ISIS di Suriah.
Saat itu wanita cantik ini bergabung dengan Unit Perlindungan Wanita Kurdi (YPJ) pada 2014 silam dan bertugas sebagai sniper, dan selama masa perang tersebut, Joanna mengaku telah menembak mati hingga 100 anggota ISIS, akibat statement nya tersebut, Joanna diburu oleh ISIS dan kepalanya dihargai hingga 1 juta dollar AS atau sekitar Rp 14 miliar, kabarnya Joanna juga disayembarakan kelompok ISIS untuk ditangkap hidup-hidup untuk selanjutnya akan dijadikan budan pemuas nafsu mereka.
Joanna juga harus menjalani hukuman penjara selama sembilan bulan di Denmark sepulangnya dia dari peperangan, sebabnya karena telah bergabung dan berperang sebagai seorang prajurit tidak resmi, bukan hanya itu saja, pemerintah Denmark juga telah menjatuhkan larangan untuknya ke luar negeri untuk Palani, dan paspor AGEN TOGEL TERPERCAYA miliknya dicabut.
Sebenarnya siapa sih Joanna Palani ini ? Joanna lahir di sebuah kamp pengungsian BANDAR TOGEL di Gurun Ramadi, Irak, selama Perang Teluk pada 1993. Dia memiliki garis keturunan Iran-Kurdi dan bermigrasi ke Denmark saat masih berusia tiga tahun, lalu dia dan keluarganya saat itu diberangkatkan menuju Denmark sebagai bagian dari program kuota untuk para pengungsi.
"Keluarga saya menentang perang Islam yang dimulai oleh Khomeini terhadap kaum Kurdi Sunni," ujarnya.
"Kedua ayah dan kakek saya adalah pejuang Peshmerga.. Pada akhirnya, kami harus meninggalkan Kermanshah menuju Ramadi di Irak," tambahnya.
Negara Denmark menjadi dunia yang sama sekali baru bagi Palani dan keluarganya, di mana dia tumbuh menjadi remaja dan sadar akan budaya BOCORAN TOGEL patriarkal yang telah menyebar luas ke wilayah Timur Tengah, dirinya tergerak untuk memulai revolusi melalui aksi militan.
Puncaknya pada tahun 2014 Joanna memilih keluar dari perguruan tinggi di usia 21 tahun dan melakukan perjalanan ke Suriah.
"Saya mengawali dengan menjadi penyabot militan, tetapi selama pertempuran terakhir di Suriah, saya menjadi penembak sniper," kata Palani. "Saya dilatih oleh banyak kelompok di Kurdistan dan di luar wilayah Kurdi di Suriah," tambahnya.
Dalam kurun waktu tersebut, Joanna adalah bagian dari pasukan PAITO ONLINE TERPERCAYA yang membebaskan sekelompok gadis Yazidi yang diculik untuk dijadikan budak seks di Iran. Dia juga dilaporkan memerangi pemerintahan rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Namun semua yang telah dilakukan Joanna Palani terasa sia-sia, saat dirinya kembali ke Denmark, Joanna Palani, menghadapi kehidupan yang berbeda dengan saat sebelum dirinya ke Suriah. Dia dipandang sebagai sosok yang berbahaya oleh masyarakat, bahkan orang-orang terdekatnya.
Meski dia mengaku sadar dengan konsekuensi dari pilihannya bergabung dalam perang melawan ISIS, namun dia tidak menyangka bakal diusir oleh keluarganya sendiri sebagai hasil dari ideologinya.
Di saat banyak pejuang TOGEL TERPERCAYA maupun ekstremis yang kembali dari perang mendapat dukungan mentor dan konseling psikologis untuk transisi kembali ke masyarakat, Palani merasa dirinya tersisih.
Yang lain sudah diurus sedangkan saya dihukum. Saya tidak berjuang untuk iman atau bangsa saya sendiri, tetapi juga dunia luar yang terancam oleh keberadaan ISIS."
Dalam prosesnya Joanna berusaha untuk menjalani persoalan hukumnya, dia merasakan apa yang dia sebut sebagai "pengkhianatan besar".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar